Biografi Kim Ung Yong - Manusia Super Jenius. Dikatakan bahwa seseorang yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) di atas 200 merupakan golongan dengan kategori Manusia Super Jenius atau bisa dikatakan Genius tidak terukur. Hanya sedikit manusia di dunia ini yang tercatat memiliki IQ diatas 200. Seperti Leonardo Da Vinci dengan IQ 220, Terence Tao yang memiliki IQ 230, dan yang tertinggi yang pernah ada yaitu William James Sidis dengan IQ diatas 250 sampai dengan 300. Sama halnya dengan Kim Ung-Yong si Mantan Anak Ajaib yang termasuk sebagai Manusia Super Jenius yang masih hidup di dunia ini. Kim Ung-Yong memiliki IQ 210 dan termasuk dalam manusia super jenius di muka bumi dan pernah tercatat dalam Guinness Book of Records sebagai manusia Dengan IQ tertinggi di Dunia. Kim Ung-Yong Lahir di Korea Selatan pada tanggal 7 Maret 1962 di Hongje-Dong, Seoul, Korea-Selatan. Ayahnya bernama Kim Soo-Sun adalah seorang Professor.
Kim Ung-Yong atau si anak ajaib mulai menunjukan bakat dan kemampuannya ketika ia dapat berbicara pada usia 6 bulan. Kemudian pada usia 3 tahun, ia menunjukan kecerdasan dan kemampuannya dengan memecahkan masalah persamaan kalkulus yang rumit dengan mudah dan tanpa masalah yang bagi banyak orang sangat sulit dipecahkan. Kemudian Ketia ia berusia 4 Tahun, ayahnya Professor Kim Soo-Sun mengakui bahwa Kim Ung-Yong telah menghapal sekitar 2000 kata baik dalam bahasa Inggris maupun dalam bahasa Jerman.
Kemudian, dalam wawancaranya di televisi Jepang pada tanggal 2 November 1967, dia menunjukan kemampuannya dalam berbahas China, Spanyol, Vietnam, Tagalog, Jerman, Inggris dan Jepang serta Korea, dan juga berhasil memecahkan soal diferensial yang amat rumit dan soal integral kalkulus, yang bagi banya orang merupakan soal yang amat rumit yang membuat banyak orang yang melihatnya terkagum-kagum Dia juga menulis puisi dalam bahasa Korea dan Cina dan telah menulis dua buku esai singkat (kurang dari 20 halaman). Nama Kim Ung-Yong kemudain masuk dalam Guinness Book Of
World Records dengan gelar Manusia dengan IQ Tertinggi yaitu dengan skor 210. Kemudian, dalam wawancaranya di televisi Jepang pada tanggal 2 November 1967, dia menunjukan kemampuannya dalam berbahas China, Spanyol, Vietnam, Tagalog, Jerman, Inggris dan Jepang serta Korea, dan juga berhasil memecahkan soal diferensial yang amat rumit dan soal integral kalkulus, yang bagi banya orang merupakan soal yang amat rumit yang membuat banyak orang yang melihatnya terkagum-kagum Dia juga menulis puisi dalam bahasa Korea dan Cina dan telah menulis dua buku esai singkat (kurang dari 20 halaman). Nama Kim Ung-Yong kemudain masuk dalam Guinness Book Of
Kim Ung-Yong kemudian menjadi mahasiswa Tamu di Jurusan Fisika, di Universitas Hanyang, Korea di usia 3 sampai dengan 6 tahun. Kemudian pada usia 7 Tahun ia kemudian terbang ke Amerika Serikat memenuhi undangan dari NASA. Dia menyelesaikan studinya di Universitas dan kemudian mendapatkan gelar doktornya atau Ph.D dalam bidang Fisika di Colorado State University, pada usia 15 tahun di tahun 1974 yang membuat banyak orang terkagum-kagum akan pencapaiannya. Selama studinya tersebut, dia mulai berkerja sebagai peneliti di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau NASA sampai pada tahun 1978. Di Tahun itu juga ia kemudian kembali ke Korea Selatan.
Di Korea Selatan, Kim Ung-Yong kemudian mendalami bidang Teknik Sipil, yang sama sekali berbeda dari bidang yang ia dalami sebelumnya (Fisika) dan berhasil mendapat gelar Doktor pada bidang teknik sipil. Di tanah kelahirannya untuk mengabdikan dirinya kepada negerinya, dengan menjadi tenaga pengajar dan peneliti di Korea. Kim banyak mendapat tawaran dari berbagai universitas Korea yang terkenal, namun ia lebih memilih universitas daerah. Sejak tahun 2007, Kim menjadi pengajar di Chungbuk National University. Ia berpendapat bahwa Iq Tinggi bukanlah segalanya, seperti yang ia katakan :
“Lihatlah saya. Saya tidak mempunyai bakat musik atau olahraga. Setiap orang memiliki tingkat kemampuan belajar yang berbeda, serta harapan, bakat, dan impian yang tidak sama. Kita harus menghormatinya. Jangan menyamaratakan semua orang. Dengan IQ tinggi, tidak berarti bahwa ingatannya akan tidak pernah hilang,” kata Kim.